Rabu, 11 Mei 2011

KEMISKINAN DI NEGARA INDONESIA

KEMISKINAN DI NEGARA  INDONESIA
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris contohnya mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya di dunia.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan Buatan diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Seperti contohnya Negara Indonesia.
Dari indeks kemiskinan daerah-daerah di Indonesia, saya akan mengambil contoh yaitu PAPUA. Pada tahun 2005 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 13,79 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 5,12. Pada tahun 2006 Kedalaman Kemiskinan (P1) 12,07 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 4,97. Tahun 2007 pun P1 dan P2 di PAPUA terus menurun menjadi 10,84 dan 3,88 berbeda ditahun selanjutnya yaitu tahun 2008 mengalami kenaikan lagi Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 11,16 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 4,50. Tetapi tahun 2009 mengalami penurunan lagi menjadi Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 9,89 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 4,89.
UNDP menilai, Papua dikenal kaya akan sumber daya alam, tetapi perkembangan investasi dan ekonomi tinggi masih belum tampak dalam perbaikan kehidupan sebagian masyarakat di pulau tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2010, sekitar 35 persen warga Papua masih hidup di bawah garis kemiskinan nasional, sedangkan rata-rata nasional adalah 13,33 persen. Untuk Papua, kemiskinan struktural adalah salah satu faktornya. Pejabat yang korup, terjadinya kolusi, nepotisme serta diskriminasi. Status otonomi khusus dan otonomi daerah yang diterapkan di Papua sama sekali tidak membawa dampak signifikan, kecuali hanya memperkaya beberapa pribadi yang mabuk oleh gelimang lembaran rupiah yang mereka terima (Charisma, ed.des-jan’08).



Sumber:
-Badan Pusat Statistik
-http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-kewarganegaraan-kemiskinan/